Jakarta - Info Publik News. Akhirnya
Presiden Joko Widodo kembali mempercayakan Urang Banua Banjar masuk Kabinet
2019 -2024 setelah Mochammad Fadjroel Rachman memenuhi panggilan ke Istana
Kepresidenan, Jakarta, Senin (21/10/2019).
Pria
55 tahun kelahiran Banjarmasin ini adalah seorang peneliti, penulis, pengamat
politik dan aktivis mahasiswa tahun 1980 hingga 1998. Terlebih publik mengenalnya sebagai sosok kandidat bakal Calon
Presiden Independen sejak tahun 2009.
Fadjroel Rachman memiliki darah Banjar dan Bugis ini merupakan pelajar teladan sejak Sekolah Dasar, Sekolah Menengah
Pertama dan Sekolah Menengah Atas se-Kalimantan Selatan.
Setelah tamat SMA kemudian dia pergi ke
pulau Jawa untuk kuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB) Jurusan
Kimia, lalu Manajemen Keuangan di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
dan Magister Hukum (Ekonomi) di Pasca Sarjana Fakultas Hukum
Universitas Indonesia (lulus dengan predikat Cum Laude). Fadjroel adalah
Doktor Ilmu Komunikasi Pascasarjana FISIP Universitas Indonesia
(Komunikasi Politik).
Saat di ITB ini lah karena aktivitasnya menentang kekuasaan Soeharto dan rezim Orde Baru , Fadjroel sempat mendekam
di Rumah Tahanan Militer Bakorstanasda
Jawa Barat, dipindah ke Penjara Kebonwaru, lalu ke Penjara Batu di
Pulau Nusakambangan dan terakhir di Penjara Sukamiskin (tempat Ir.
Soekarno Presiden Pertama Republik Indonesia dipenjarakan penjajah
Belanda).
Mantan
aktivis ini aktif sebagai komisaris utama di PT Adhi Karya (Persero) Tbk yang
berurusan dengan berbagai infrastruktur, termasuk yang terakhir adalah LRT
Jabodebek .
Kepada
wartawan Fadjroel mengaku didampingi Pratikno (Menteri Sekretaris Negara
204-2019) diundang makan siang oleh Presiden.
“Makan
siangnya enak, ada tahu makanan siang biasa, saya pikir menarik,” kata Fadjroel
usai bertemu Presiden Jokowi.
Diakui
Fadjroel, ada tugas yang memang disampaikan oleh Presiden, namun mengenai
bentuk tugasnya nanti akan diumumkan secara langsung oleh Presiden.
Mengenai
materi yang didiskusikannya dengan Presiden, menurut Fadjroel, menyangkut
pidato yang disampaikan saat pelantikan Presiden Jokowi, kemarin.
“Saya
sih mengatakan bahwa pidato kemarin, saya bilang itu betul-betul sudah
menyatakan apa masalah yang kita hadapi, dan Pak Presiden betul-betul
menampilkan diri sebagai The Governing President, yaitu Presiden yang bekerja
yang memerintah dan seperti itu,” terang Fadjroel.
Saat
wartawan mendesaknya mengenai tugas spesifik yang diberikan oleh Presiden
Jokowi, Fadjroel Rahman mengatakan, penugasannya akan disampaikan secara
langsung oleh Presiden. Namun ia memastikan, bersedia menerima apapun penugasan
yang diberikan Presiden kepadanya untuk membantu negara ini.
“Terima
kasih saya sudah diberi kesempatan untuk mengabdi lebih besar dalam tugas yang
lebih besar kepada negara ini. Mudah-mudahan saya bisa bekerja keras dan juga
bekerja cerdas sehingga semua yang dibebankan kepada saya itu bisa saya
selesaikan sebaik-baiknya,” ucap Fadjroel.
Mengenai
kemungkinan dirinya membantu Presiden Jokowi di bidang politik, Fadjroel Rahman
menyampaikan kalau latar pendidikan
dirinya berasal dari ITB, terus masuk ke Universitas Indonesia di bidang
ekonomi juga bidang hukum, dan S3 terakhir di komunikasi politik sebenarnya.
“Mudah-mudahan kita bisa kerja sama lebih jauh, nanti kalau sudah ada
keputusannya dan kemudian bagaimana penempatannya, saya pikir saya akan
bicarakan lebih banyak lagi,” pungkas Fadjroel Rahman.