Notification

×

Iklan

Iklan

Malam di Gedambaan, Ketika "Dapur" Disparpora Kotabaru Dibedah Lewat Bakisah Gawi

Friday, December 19, 2025 | 19 December WIB Last Updated 2025-12-19T06:40:39Z


Kegiatan Disparpora Kotabaru Provinsi Kalimantan Selatan. 

KOTABARU- Suasana halaman Pantai Gedambaan, Rabu (17/12) malam, tampak berbeda dari biasanya. Bukan deru mesin perahu atau hingar bingar musik hiburan yang mendominasi, melainkan diskusi serius namun hangat yang melibatkan ratusan keluarga besar Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disparpora) Kotabaru.


Di bawah naungan langit malam Bumi Saijaan dan semilir angin laut yang menusuk tulang, sebuah terobosan baru lahir. 


Kepala Disparpora Kotabaru Sony Tua Halomoan memilih cara yang tidak biasa untuk menyatukan visi bawahannya. 


Bertajuk "Bakisah Gawi", ia menginstruksikan seluruh Kepala Bidang hingga Kesekretariatan untuk duduk di kursi depan panggung membedah rencana besar mereka untuk tahun 2026 mendatang.


"Ini bukan sekadar formalitas. Saya ingin seluruh keluarga besar Disparpora, dari staf hingga pimpinan, tahu apa yang akan kita kerjakan. Kita harus satu frekuensi," tegas Kadisparpora di hadapan ratusan pasang mata.


Ambisi KEN dan Rumah Kreatif Panggung pertama diisi oleh H Rudi Nugraha, Kabid Pengembangan Ekonomi Kreatif (Pep dan Ekraf). 


Dengan nada optimis, Rudi membeberkan deretan event besar yang akan menjadi tulang punggung pariwisata Kotabaru. Mulai dari Februari Festival Parekraf, Gebyar Ramadhan, hingga ajang tahunan Festival Budaya Saijaan (FBS).


"Target kita besar. FBS harus masuk lagi ke Karisma Event Nusantara (KEN) untuk kelima kalinya. Ini soal harga diri pariwisata daerah di level nasional," ucap Rudi. 


Ia juga menekankan pentingnya penguatan ekosistem komunitas melalui "Rumah Kreatif" sebuah wadah yang ia tegaskan bukan lagi sekadar angan-angan, melainkan jantung baru bagi pelaku ekraf Kotabaru.


Mencetak Atlet, Bukan Sekadar Bertanding Bergeser ke sisi olahraga, Shadiqul Amin selaku Kabid Olahraga tampil dengan paparan yang menyentuh esensi pembinaan. 


Meski mengakui ada sedikit penyesuaian anggaran, ia menjamin hal itu tidak akan memangkas kualitas bibit atlet muda. Fokus utamanya adalah persiapan Popda Kalsel.


"Kita tidak ingin atlet kita hanya jago di kandang. Target kita adalah prestasi tingkat provinsi, nasional, bahkan internasional. Olahraga minat khusus seperti paralayang, maraton, dan lomba memancing akan terus kita suport sebagai bagian dari sport tourism," jelas Shadiq.


Sementara strategi Pemasaran Hendra membawa misi untuk terus "berteriak" ke dunia luar tentang keindahan Kotabaru. Tanpa adanya event di bidangnya sendiri, ia memilih peran suportif yang vital, publikasi skala nasional dan keterlibatan milenial.


"Kita akan edukasi siswa SMA sederajat untuk jadi agen promosi wisata kita melalui pelatihan berbasis kepariwisataan dan promosi di media media TV Nasional ," ungkapnya.


Sementara itu, Roy selaku Kabid Kepemudaan memberikan perspektif berbeda. Baginya, membina pemuda usia 16-30 tahun lewat program Pemuda Pelopor dan Imtaq adalah investasi "nafas panjang".


“Membangun karakter pemuda itu tidak instan. Hasilnya mungkin tidak terlihat besok pagi, tapi dampaknya akan terasa bagi masa depan Kotabaru," tuturnya.


Fase Cooling Down dan Kekuatan Desa Setelah periode 2021-2025 yang disibukkan dengan pembangunan fisik secara masif, Bidang Destinasi Ronal Melalui Dian menyatakan bahwa tahun 2026 akan menjadi masa cooling down. Fokus dialihkan dari beton ke manusia.


"Kita akan fokus ke penguatan SDM. Bagaimana keramah-tamahan kita, pengamanan destinasi, dan manajemen penginapan. Sapta pesona adalah kunci," ujar Dian. 


Ia juga memaparkan keberhasilan menggali potensi 13 desa wisata yang siap bertarung di level nasional.


Sinergi dalam Satu Cerita Menutup rangkaian "Bakisah Gawi", Sekretaris Disparpora, Evy Yusnita, tak mampu menyembunyikan rasa bangganya. Pertemuan di ruang terbuka Pantai Gedambaan ini dianggapnya sebagai simbol keterbukaan.


"Alhamdulillah, semua terlihat terintegrasi. Dengan berbagi ilmu dan rencana seperti ini, saya yakin perjalanan kita tahun depan akan jauh lebih baik dan solid," tutup Evy.


Malam semakin larut di Gedambaan, namun semangat ratusan pegawai Disparpora justru kian membara. Lewat "Bakisah Gawi", setiap orang kini pulang membawa bekal yang sama, sebuah peta jalan menuju Kotabaru yang lebih kreatif, berprestasi, dan mendunia di tahun 2026.

×
Berita Terbaru Update