Notification

×

Iklan

Iklan

Ketika Tambang Menyentuh Pesisir, Kisah Pemberdayaan Haruan dan Nila di Desa Bekambit Asri dan Bekambit Kampung Binaan PT SSC

Tuesday, October 7, 2025 | 07 October WIB Last Updated 2025-10-07T10:34:08Z


Pemberdayaan masyarakat sekitar


KOTABARU- Di tengah potensi bahari Kotabaru yang melimpah, sekelompok masyarakat di Desa Bekambit Asri dan Bekambit Kampung Pulau Laut Timur  justru menemukan harapan baru dari kolam-kolam bundar di daratan. 


Melalui PT Sebuku Sejaka Coal (SSC), dua desa Bekambit Asri dan Bekambit Kampung kini giat merintis kemandirian ekonomi lewat budidaya ikan air tawar dengan sistem bioflok.


Bukan sekadar nila biasa, program ini mengangkat komoditas unggulan lokal, ikan haruan (gabus) di Bekambit Kampung dan ikan nila di Bekambit Asri dalam hal ini juga didukung Dinas Perikanan Kotabaru


Kolaborasi ini bukan hanya soal memberi modal, melainkan menanamkan benih pengetahuan dan semangat keberlanjutan.



Semangat pembudidaya di Desa Bekambit Asri terasa paling membara. Kelompok yang berfokus pada nila bioflok ini sempat meraba raba terkait perkembangan. 


"Kami sempat terhambat karena kegagalan dalam membuat biang flok yang menyebabkan sedikit ikan mati," aku Heni Juniati, Sekretaris kelompok yang beranggotakan 14 orang tersebut.


Namun, penyuluhan dan pelatihan yang digelar pada Selasa (7/10) lalu menjadi titik balik. Ilmu praktis dari narasumber Dinas Perikanan seolah menerangi jalan buntu mereka.


"Alhamdulillah, adanya pembinaan tadi kami bikin flok yang lebih bagus. Sudah terbayang apa yang harus dilakukan kedepannya," ujar Heni antusias.


Bukan hanya mendapatkan pengetahuan teknis, kelompok ini menunjukkan keseriusan luar biasa. Mereka bergerak cepat, menindaklanjuti arahan dari Dinas Perikanan untuk segera melegalkan kelompok usaha mereka. 


Persyaratan administratif langsung diurus dan dikirim pada hari yang sama. Langkah ini sejalan dengan pesan dari Susi Anggraini, Plt Kepala Balai Benih Kesehatan Ikan UPTD Dinas Perikanan Kotabaru, yang menekankan pentingnya legalitas agar kelompok dapat terus berjalan mandiri pasca-pendampingan perusahaan.


"Harapannya di dinas tidak berhenti di sini. Kelompoknya didaftarkan di dinas. Mana tahu perusahaan lepas, bisa tetap lanjut," tegas Susi.


Sementara itu, Bekambit Kampung memegang misi penting melestarikan dan membudidayakan ikan haruan atau gabus, mengingat populasinya di alam sudah mulai menipis. Budidaya haruan ini tidak berhenti di kolam.


Hilmy Abdullah, CSR PT Sebuku Sejaka Coal, mengungkapkan bahwa program ini telah memikirkan langkah hilirisasi. Fokusnya adalah menjadikan haruan sebagai produk unggulan lokal bernilai jual tinggi.


"Kami punya UMKM daging ikan gabus yang jadi abon Ikan Haruan," ungkap Hilmy.


Bahkan, perusahaan menjajaki potensi produk turunan lain, yaitu albumin, yang dikenal memiliki nilai jual tinggi di pasaran kesehatan. 


Langkah ini memastikan bahwa hasil panen tidak hanya dijual mentah, tetapi diolah untuk mendongkrak perekonomian masyarakat secara berkelanjutan. Komitmen terhadap potensi lokal ini bahkan disimbolkan dengan berdirinya Tugu Ikan Haruan di desa Bekambit.


Dukungan penuh juga datang dari pihak pemerintah kecamatan. Arsyad Riyadi, perwakilan dari Kecamatan Pulau Laut Timur, melihat program budidaya ini sebagai ciri khas wilayah mereka yang harus terus didorong keberlanjutannya untuk mendongkrak ekonomi.


Melalui sinergi kuat ini, Bekambit kini tak hanya dikenal sebagai daerah pesisir, tetapi juga sebagai wilayah yang merajut mimpi kemandirian ekonomi dari kolam-kolam bioflok, membuktikan bahwa inovasi dan komitmen dapat mengubah tantangan menjadi peluang besar.


Reporter: Jumadil.


×
Berita Terbaru Update