![]() |
| Panggung Sunyi Biola Listrik Yuli Aeyra |
KOTABARU- Malam gerimis sebelum pembukaan, hawa dingin Hutan Wisata Meranti di Kotabaru terasa menggigit, namun bukan suhu yang membuat sendu, melainkan melodi yang menguar dari balik lebatnya pepohonan.
Di antara rimbunnya hutan tropis Kalimantan Selatan yang menjadi panggung ekologis utama, sebuah pertunjukan sunyi membuka tirai perhelatan akbar. Ya, Meranti Putih Performance Arts Fest (MP2AF) Jilid Empat telah dimulai.
Mengusung tema ambisius "Harmoni Hijau Merupa Alam," festival tiga hari yang difasilitasi oleh Disparpora Kotabaru ini dipastikan "dahsyat dan lebih berbobot."
Namun, sebelum keriuhan pembukaan resmi, Jumat (28/11) malam, ada persembahan hening yang mencuri perhatian di depan gerbang masuk Hutan Wisata Meranti.
Dia adalah Yuli Aeyra. Seorang seniman yang bukan sekadar musisi Banua, tapi juga seorang pembuat biola elektrik yang karyanya lahir dari tangan dinginnya di Banjarmasin.
Malam itu, Yuli tampil bukan di atas panggung megah berlampu sorot, melainkan langsung di bawah lebatnya kanopi pohon meranti yang telah menjadi saksi bisu waktu.
Dengan biola elektriknya alat musik yang ia ciptakan sendiri Yuli, yang akrab disapa asal Banjarmasin memulai aksinya. Melodi yang ia mainkan menusuk relung, membuat suasana hening hutan semakin pekat oleh rasa haru.
"Penampilan violin Adal Banjarmasin membuat sendu," ujar Khairul Sani salah seorang pengunjung.
Lagu-lagu yang dibawakan Yuli Aeyra sangat luar biasa, seolah-olah ia sedang berdialog dengan hutan itu sendiri. Alunan biola elektrik yang modern berpadu mesra dengan suara alam di sekitarnya, menghasilkan "Harmoni Hijau" yang sesungguhnya sebuah gambaran awal betapa dalamnya tema festival tahun ini akan dieksplorasi.
Aksi kejutan ini, yang berlangsung pada Jumat malam sebelum pembukaan resmi MP2AF, memberikan teaser yang kuat, bahwa panggung seni tahunan ini akan menampilkan karya-karya yang berani, otentik, dan menyatu dengan lingkungan.
MP2AF Jilid Empat akan berlangsung mulai 28 hingga 30 November 2025. Dan jika persembahan pembuka Yuli Aeyra saja sudah memukau di tengah keheningan hutan, maka siap-siaplah untuk terperangah dengan bobot seni yang disajikan di hari-hari berikutnya.
Kotabaru benar-benar telah menyulap Meranti menjadi panggung ekologis terpenting di Kalimantan Selatan.
Reporter: Jumadil.
