Notification

×

Iklan

Iklan

PERILAKU RENDAH DIRI PENGGUNA MEDIA SOSIAL MASA KINI

Tuesday, November 12, 2019 | 12 November WIB Last Updated 2019-11-12T01:01:49Z



Karya : Alfia Hidayatul Hafiza
  
  Di era teknologi dan informasi digital saat ini, saya akan membahas tentang media sosial (medsos) yang telah menyebar luas ke masyarakat umum yang ada di Indonesia dan seluluh penjuru negeri yang seolah tidak bisa dihindarkan dari kehidupan. Hampir semua orang memiliki akun media sosial, dari rentang usia muda hingga tua. Ada banyak sekali jenis media sosial yang bermunculan, dari media sosial yang hanya sekedar tempat berkreasi, dan berbagi cerita, hingga media sosial yang menyediakan lapangan kerja. Bahkan, untuk keperluan tertentu seseorang dapat memiliki lebih dari satu akun media sosial dan dengan seiring mudahnya media sosial diakses membuatnya seakan menjelma menjadi gaya hidup. Istilah media sosial tersusun atas dua kata, yakni “media” dan “sosial”. “Media” diartikan sebagai alat komunikasi (Laughey, 2007; McQuail, 2003). Sedangkan kata “sosial” diartikan sebagai kenyataan sosial bahwa setiap orang melakuakn aksi yang memberikan konstribusi kepada masyarakat. Pernyataan ini menegaskan bahwa pada kenyataannya, media dan semua perangkat lunak merupakan “sosial” atau dalam makna bahwa keduanya merupakan hasil dari proses sosial (Durkheim dalam Fuchs, 2014).
    Menurut data yang diperoleh dari survey Kementrian Komunikasi dan Informatika Republik Indonseia, setidaknya sebanyak 30 juta anak-anak dan remaja merupakan pengguna internet dan media digital yang saat ini menjadi pilihan utama saluran komunikasi yang mereka gunakan. Setiap hal pastilah mempunyai sisi positif dan sisi negatif, begitu pula dengan media sosial. Banyak sisi positif yang didapat dari media sosial, salah satunya kemudahan dalam jalannya komunikasi dan berbagi informasi tanpa batas jarak dan waktu. Namun, dari sisi postif mudahnya berbagi informasi, dibarengi pula dengan sisi negatifnya yakni panyebab dari “Rendahnya rasa percaya pada diri sendiri”. Rendahnya rasa percaya pada diri atau bahasa lainnya insecure sedang ramai dibahas akhir-akhir ini yaa, ettttt tapi kalian sudah paham belum apa insecure itu? Apa saja yang menyebabkan munculnya insecure yang diperantarai oleh media sosial tersebut?
    Pertama kita akan membahas mengenai apa itu insecure. Insecure bisa diartikan sebagai rasa takut yang sesuatu yang dipicu oleh rasa tidak puas dan tidak yakin akan kapasitas diri sendiri. Insecure inilah yang pada akhirnya, memicu sesorang untuk menciptkan dan memasang “topeng” agar sisi lain yang ingin disembunykan itu tidak terlihat oleh orang lain. Dengan kata lain, orang berusaha menutupi sisi lain itu dengan melakukan sesuatu yang menurutnya bisa membuat diri nampak hebat di mata orang lain. Setiap orang memiliki rasa insecure, yang menjadi permasalahan adalah terdapat hal-hal yang menyebabkan kita berkecil hati dan membuat kita sulit untuk melangkah. Penyebab munculnya insecure dikaitkan dengan media sosial biasanya di latar belakangi oleh membandikan diri dengan orang lain. Membandingkan kelebihan dari diri orang lain yang ditampakkannya dalam media sosial dan membuat kita beranggapan bahwa tidak memiliki atau tidak bisa dalam hal-hal tersebut. 
    Saya ambil contoh dari teman, dia merasa insecure dikarenakan media sosial bebarapa saat ini, dia sering berfikir jika dirinya adalah orang yang berkekurangan dari masalah fisik hingga kemampuan, dia merasa bahwa dirinya itu tidak cantik dan tidak bisa apa-apa. Padahal nyatanya, dia adalah orang yang cantik, dia berbakat dalam hal menggambar, dia juga orang yang baik yang bisa menjadi pendengar bagi teman-temannya yang sedang dilanda masalah. Hal lainnya yang mempengaruhi tingkat insecure tersebut adalah overthinking
    Jadi teman-teman semua, yang sedang dilanda insecure ada beberapa cara yang bisa kalian gunakan untuk mengurangi itu seperti, tidak berfikir bahwa diri kita tidak layak atau tidak mampu, puasa media sosial karena seringnya melihat media sosial dapat membuat diri kita merasa selalu kurang dibandingkan dengan orang lain. Tidak semua yang nampak dalam media sosial itu benar adanya, ada banyak hal yang juga dibuat-buat sedemikian rupa. Terus berfikir positif dan tidak overthinking, jangan lupa untuk bersyukur dan mengapresiasi diri kamu atas apa yang telah kamu perbuat. (*)


×
Berita Terbaru Update