Notification

×

Iklan

Iklan

KRISIS BULLYING MARAK !!! MESKI TAK DISADARI

Friday, May 24, 2019 | 24 May WIB Last Updated 2023-01-09T04:07:21Z

Penulis : Alfia Hidayatul Hafiza



--- Saat berkumpul dengan teman-teman atau orang-orang terdekat, kita biasa bercanda bersama agar suasana menjadi lebih nyaman. Namun, tidak semua hal bisa dijadikan candaan, ada batasan-batasan yang mestinya kita jaga. Bercanda bisa dalam berbagai cara, seperti bercanda secara lisan maupun secara fisik. Bercanda yang berlebihan dapat membuat kesalahpahaman dan menciptakan suatu konflik. Terkadang kita bercanda dengan cara memukul teman atau bahkan berkata kasar kepadanya, namun tahukah kalian jika berbuatan tersebut dapat menjadi suatu bentuk kekerasan yang disebut “Bullying”?



Bullying adalah tindakan menyakiti orang lain atau mengontrol orang lain dengan menggunakan kekerasan. Kekerasan yang digunakan dalam bullying tidak hanya sekedar kekerasan fisik seperti memukul, menjambak, mendorong dan sebaginya yang mengakibatkan kekerasan pada tubuh seseorang, kemudia ada kekerasan verbal atau ucapan yang berupa penghinaan, membentak, dan pengunaan kata-kata kasar, kemuadian ada pula bully sosial dalam bentuk perilaku mengucilkan dan mengabaikan.




Dampak yang diberikan oleh bullying sangat besar terhadap hidup dan kesehatan mental seseorang, seprti depresi hingga keinginan untuk bunuh diri. Kenapa seseorang melakukan bullying? Alasan mendasar dari hal ini adalah pelaku bullying merasakan kepuasan, karena merasa lebih kuat dan lebih berkuasa. Alasan lainnya adalah karena perasaan iri pada kelebihan orang lain yang menjadi patokan perasaan iri tersebut.

 Di zaman sekarang ini bullying semakin marak diperbincangkan, karena maraknya tindakan yang diidentifikasikan sebagai bullying. Banyak berita-berita yang mengangkat kasus bullying dan mirisnya pelaku bullying adalah orang-orang yang berpendidikan.Salah satu contoh kasus bullying adalah kasus yang terjadi pada seorang anak SMP yang berinisial A.

Korban yang berinisial A ini menjadi sasaran bully oleh anak-anak SMA yang dalam kesaksian bejumlah 12 orang. Kasus terhadap A berawal dari bully di media sosial, yang dalam ilmu psikologi disebut cyber-bullying.

Menurut pengakuan salah satu pelaku, hal ini bermula dari cekcok akibat saling ejek antara korban dan para pelaku di media sosial, pelaku mengungkapkan bahwa perkelahian dimulai dari dirinya karena dia kesal jika korban mem-bully dirinya di media sosial dengan cara menyindir. Menanggapi kasus ini, banyak pihak yang turun tangan dimulai dari polisi hingga psikiater.



Selain kasus di atas ada lagi nih kasus bullying yang terjadi pada seorang gadis berusia 17 tahun. Kasus yang satu ini bahkan menyebabkan kematian kepada korban, korban di bully dengan cara diejek oleh teman-temannya, dia dikatai bau setiap saat. Sebenarnya, kasus bullying sudah terjadi sejak lama, namun orang-orang baru mulai membahasnya sekarang. Bullying sendiri tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga terjadi dibanyak negara lainnya.


Bullyimg tidak hanya menyebabkan luka fisik saja namun secara mental atau psikis orang yang menjadi korban bullying juga terluka.



Fakta miris mengenai kasus bullying adalah para pelakunya kebanyakan merupakan anak-anak pelajar di usia remaja. Dari sisi psikologi, pada usia remaja, perasaan untuk diterima kelompok adalah hal yang utama dan berada dalam kelompok, tingkat “tanggungjawab” jadi menurun, karena adanya perasaam dan pikiran  jika yang menanggung akibat dan dampaknya bukan secara pribadi melaikan bersama anggota kelompok lainnya.



Kebanyakan orang yang menjadi pelaku bullying adalah orang pernah mengalami hal serupa atau mungkin dalam lingkungan hidupnya dia merasa terkekang atau dia hidup dilingkungan yang penuh dengan kekerasan. Sangat disayangkan anak-anak remaja yang seharusnya bisa membawa perubahan yang lebih baik untuk dunia malah melakukan hal-hal mengerikan seperti bullying. Bullying dapat menjadi dasar perilaku-perilaku mengerikan lainnya seperti pembunuhan.



Ada banyak solusi yang dapat diterapkan dalam menggurangi dan melawan tindakan bullying, solusi terhadap bullying dapat dimulai dari hal-hal kecil pada diri kita sendiri. Tindakan kecil dari diri kita dapat membawa perubahan terhadap suatu permasalahan. Hargailah dan bersyukur terhadap apa yang dirimu miliki, sekecil apupun hal itu, tetap syukuri karena mungkin ada orang yang tidak memiliki itu. Setiap orang mempunyai keistimewaanya tersendiri, setiap hidup itu unik, kamu adalah pemeran utama dalam hidupmu.



Hargai pula perbedaan dalam setiap orang, karena tidak semua hal dan tidak semua orang selalu menjadi seperti yang kamu inginkan dan kamu pikirkan. Apabila ada masalah, belajarlah untuk mengkomunikasikannya. Cobalah untuk membicarakan permasalahan tersebut dengan kepala dingin, bukan dengan kekuatan dan kekuasaan.



Kepada para orang tua dan guru, mulailah belajar untuk mengenali karakter anak dan peserta didik, jalin komunikasi yang baik karena kurangnya komunikasin antara orang tua dan anak bisa menjadi salah satu penyebab utama munculnya perilaku bullying. Jadilah pendengar yang baik disetiap keluh kesah anak dan bantu mereka untuk mencari solusi dari setiap permasalah  yang mereka punya. (*)





×
Berita Terbaru Update