IPN – Amuntai . Sebagian masyarakat
Banjar percaya bahwa Arba Musta’mir (istilah
yang digunakan untuk menyebut hari Rabu terakhir di bulan Safar ) sebagai hari
yang sakral. Sebab diyakini bulan Safar sebagai bulan sial, bulan panas dan bulan diturunkannya bala pada Rabu terakhir . Karena itu sebagian masyarakat Banjar,
tradisi memperingati Arba Musta’mir pun masih dilakukan hingga saat ini untuk
terhindar dari bala .
Seperti yang terlihat di daerah Kecamatan
Haur Gading dimana siswa madrasah ibtidaiyah di desa Jingah Bujur melakukan pawai “ba-arak”
keliling kampung dan mengadakan selamatan
ditempat persinggahan sebelum kembali ke madrasah .
Sedangkan siswa Madrasah Tsanawiyah
Nurul Fajeri dan MAN 5 HSU di waktu yang berbeda pun juga turut memperingati
Arba Musta’mir dengan menggelar shalat sunat 4 rakaat 2x salam , dilanjutkan
dengan pembacaan surah Yaasin dan doa salamat. MTs Nurul Fajeri melaksanakan
usai jam istirahat pertama sedangkan MAN 5 HSU melaksanakan usai shalat zuhur.
Wakil Kepala Madrasah Bidang Kesiswaan, Ramdan Syahrin mengatakan semua berkumpul memperingati
Arba Musta’mir sebagai upaya dan usaha untuk
menghindari dari berbagai bala dan penyakit yang diturunkan Allah SWT
kedunia.
“Pada tiap rakaat shalat sunnat , usai Fatihah dibaca
surah surat Al Kautsar 15x, Al Ikhlas 5x , Al Falaq dan An Naas 1x. Usai shalat
sunnat , pada pembacaan surah Yasiin pada ayat “Salamun
qaulammirrabbirrahiim”
dibaca sebanyak 313 kali sesuai anjuran nabi Muhammad SAW,” terang Ramdan.
Terakhir
Ramdan mengatakan bahwa peringatan ini dimaksudkan
untuk
menanamkan sikap religi kepada siswa
, mengamalkan ajaran-ajaran Islam serta untuk
menciptakan lingkungan madrasah bernuansa religius.