Notification

×

Iklan

Iklan

Pengobat Rindu Masalalu Mamanda 'Pecah Buih di Galumbang Rasa'’ Berhasil Menghibur Masyarakat Meski Sempat Diguyur Gerimis

Wednesday, October 22, 2025 | 22 October WIB Last Updated 2025-10-22T15:28:41Z

 

Penampilan seni Mamanda di Siring Laut Kotabaru


KOTABARU-  Di tengah hiruk pikuk pameran dan modernitas, Rabu (22/10) malam. Teater Tradisi Mamanda kembali hadir di Siring Laut, Kotabaru, dan langsung memecah suasana. Tampil dalam rangkaian Festival AKRAB (Ajang Kreatifitas Bamega) 2025, yang sekaligus menyemarakkan Hekrafnas, Mamanda menyuguhkan lakon bertajuk "Pecah Buih di Galumbang Rasa."


Mamanda, teater yang sangat lama tidak ditampilkan di Kotabaru, terbukti masih memiliki magnet kuat. Ia membuktikan bahwa tradisi bukan sekadar artefak masa lalu, melainkan energi hidup yang mampu bersaing dengan hiburan modern.


Kemeriahan penampilan Mamanda ini mencapai puncaknya berkat spontanitas yang khas. Saat drama mencapai klimaksnya, salah satu penonton yang bernama Ibad mendadak ditarik oleh sang Raja masuk ke dalam panggung.


Ibad yang tak siap langsung disergap rasa gugup. Kaki dan tangannya terlihat gemetar, ia kesulitan mengeluarkan kata-kata saat ditanya oleh Raja di depan khalayak ramai. 


Adegan canggung yang lucu ini sontak membuat penonton tertawa terbahak-bahak, menjadikan momen tersebut klimaks komedi yang tak terduga. Interaksi langsung ini menegaskan ciri khas Mamanda sebagai teater rakyat yang hidup dan interaktif.


Namun, yang paling luar biasa adalah komitmen penonton. Di tengah penampilan, hujan gerimis mulai turun. Tetapi, ini tidak membuat penonton beranjak pulang. Ada yang memilih berteduh di bawah tenda, namun tak sedikit yang tetap bertahan menikmati penampilan sambil diguyur gerimis. Mereka rela basah demi menikmati sajian teater tradisi yang sudah lama mereka rindukan.


Bagi masyarakat Kotabaru, kembalinya Mamanda adalah pengobat rindu yang manjur. Ahmad Yadi, salah satu penonton, mengungkapkan perasaannya.


“Dulu saya ingat waktu kecil, sering nonton acara Mamanda tapi sekarang jarang. Dan sekarang ditampilkan kembali, saya sangat senang,” ujar Yadi, semringah.


Yadi berharap, ke depan acara Mamanda seperti ini bisa terus berlanjut. "Karena ini adalah tradisi teater Banjar yang sangat dirindukan di Kotabaru," tegasnya.


Sementara, H Rudi Nugraha Kabid Event, Pertunjukan dan Ekraf Disparpora Kotabaru merasa sangat senang antusias masyarakat masih sangat luar biasa menonton Teater Tradisi Mamanda.


“Alhamdulillah masyarakat banyak yang senang, ini adalah komitmen kami di Pemkab Kotabaru dalam berikan hiburan gratis,” syukurnya. 


Diperjelasnya, kehadiran Mamanda dalam Festival AKRAB 2025 ini memperkuat pandangan bahwa seni pertunjukan tradisional memiliki peran strategis dalam peta jalan ekonomi kreatif (Ekraf) daerah. 


Menurut analisis H. Rudi Nugraha, seni pertunjukan tradisional dapat menjadi mesin penggerak ekonomi lokal dengan beberapa cara kunci.


"Seni pertunjukan tradisional dapat menjadi bagian penting dari ekonomi kreatif (Ekraf)," ujar H. Rudi Nugraha.


Bagi H Rudi fungsi strategisnya dalam pagelaran ini pertama meningkatkan Pariwisata. Seni pertunjukan tradisional, seperti Mamanda, dapat menjadi atraksi wisata yang menarik, mendatangkan kunjungan wisatawan.


Kedua, meningkatkan Kesadaran Budaya. Ini membantu meningkatkan kesadaran dan apresiasi masyarakat terhadap budaya lokal yang unik.


Ketiga, menciptakan Lapangan Kerja. Seni pertunjukan tradisional dapat menciptakan lapangan kerja bagi seniman, penggiat budaya, hingga pelaku pendukung lainnya.


Dan terakhir, meningkatkan Ekonomi Lokal. Pementasan dapat meningkatkan ekonomi lokal melalui penjualan tiket, merchandise, dan jasa-jasa pendukung lainnya.


Ia menambahkan, contoh seni yang dapat dikembangkan dalam ekraf sangat beragam, meliputi Tarian tradisional (seperti tari Legong, tari Kecak, dll.), Teater tradisional (seperti wayang kulit, teater rakyat), Musik tradisional (seperti gamelan, angklung, dll.), hingga Seni bela diri (seperti pencak silat).


"Dengan mengembangkan seni pertunjukan tradisional dalam Ekraf, kita dapat melestarikan warisan budaya sekaligus meningkatkan ekonomi lokal secara berkelanjutan," tutupnya.


Festival AKRAB telah membuktikan bahwa selain dorongan ekonomi kreatif lewat UMKM dan HAKI, upaya melestarikan tradisi seni seperti Mamanda adalah sama pentingnya. Teater "Pecah Buih di Galumbang Rasa" telah sukses memberikan tontonan yang menghibur, sekaligus mengikat kembali kenangan kolektif masyarakat Kotabaru pada kekayaan budaya mereka. 


Reporter: Jumadil.


×
Berita Terbaru Update