![]() |
Umar Yakub |
KOTABARU-Namanya mungkin tak asing bagi kalangan aktivis dan pegiat organisasi di Kotabaru. Bukan hanya karena sosoknya yang mudah bergaul, tetapi juga karena jejak langkahnya yang selalu berada di garis terdepan, Jumat (21/8/25).
Umar Yakub, pria kelahiran Salino, 18 September 1988, bukan sekadar nama. Ia adalah "jenderal lapangan" yang tak pernah lelah membina, menggerakkan, dan menginspirasi.
Tiga tahun belakangan, fokusnya tertuju pada satu misi, mengawal Paskibraka Kotabaru.
Di bawah sentuhannya, tim Paskibraka Kotabaru berhasil mencapai puncak. Puncaknya, pada tahun 2024, satu nama berhasil lolos seleksi tingkat nasional. Sebuah capaian yang bukan hanya membanggakan, tetapi juga bukti nyata dari kerja keras dan dedikasinya.
"Melihat orang senang itu kesenangan saya," tutur Umar. Prinsip hidup itu bukan sekadar ucapan kosong. Ia terbukti piawai dalam bernegosiasi, merajut komunikasi, dan membangun jaringan.
Kemampuannya ini membuatnya dikenal di berbagai kalangan, mulai dari wartawan, pemuda, hingga tokoh LSM.
Bagi Umar, setiap pertemanan adalah gerbang ilmu baru yang bisa diserap. Filosofi "banyak teman banyak ilmu" menjadi napasnya.
Jauh sebelum berkiprah di Paskibraka, riwayat organisasinya sudah panjang dan solid.
Ia pernah menjadi Ketua Forum Komunikasi Duta Wisata Saijaan, Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan Teknik Listrik Politeknik Kotabaru, hingga memimpin Ikatan Keluarga Alumni PMII. Pengalaman-pengalaman ini menempa dirinya menjadi sosok yang matang dan taktis.
Umar bukan sosok yang lahir dari ruang hampa. Ia adalah anak pertama dari empat bersaudara, dibesarkan oleh Riduan dan Rusniah.
Pendidikannya pun ditempuh dari SDN Mekarpura hingga Politeknik Kotabaru. Kematangannya dalam berorganisasi diimbangi dengan prestasi.
Ia pernah menjadi pemenang Duta Wisata Saijaan 2007 dan meraih posisi enam besar di ajang Nanang Galuh Banjar Kalsel 2008. Bahkan, kemampuan teknisnya juga teruji saat ia mengikuti Kontes Robot Nasional di UGM pada tahun 2008.
Bagi Umar, impiannya sederhana, ingin bermanfaat bagi banyak orang. Dengan segala pengalaman dan kepiawaiannya, ia membuktikan bahwa menjadi "jenderal" tak melulu soal pangkat, tetapi tentang kemampuan menginspirasi dan membawa perubahan.
Reporter: Jumadil.