Pelatihan |
Balangan -IPN - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kalimantan Selatan memprediksi masa kemarau bakal panjang seiring dengan anomali cuaca dampak dari El Nino. Kondisi ini akan berpotensi bencana kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang lebih tinggi pada tahun 2023.
Sebagai upaya tersebut Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian menerbitkan Instruksi Mendagri (Inmendagri) Nomor 1 Tahun 2023 tentang Kesiapsiagaan Pemerintah Daerah dalam Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Karhutla. Inmendagri tersebut ditujukan kepada gubernur dan bupati/wali kota seluruh Indonesia.
Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Administrasi Kewilayahan (Adwil) Safrizal ZA menegaskan, Inmendagri ini menekankan pentingnya peran aktif pemerintah daerah, khususnya para gubernur dan bupati/wali kota sebagai Pemimpin Satgas Karhutla, dengan melibatkan semua komponen yang ada di daerah, termasuk pelibatan masyarakat.
Menindaklanjuti hal tersebut, kemarin Senin (4/9/2023) bertempat di Desa Lajar Kecamatan Lampihong, BPBD Kabupaten Balangan melaksanakan giat sosialisasi dan simulasi pemadaman karhutla bersama masyarakat relawan peduli api (MPA).
Bertempat di 2 lokasi yaitu Kantor Kepala Desa Lajar dan lahan gambut yang masih terbakar, giat sosialisasi dan simulasi pemadam karhutla bersama masyarakat relawan peduli api (MPA) ini dilakukan yang disampaikan oleh JF dan Staf BPBD yang berkompeten di bidangnya diantaranya Ridhani Ahdi, S.Kom, Diansyah, Rudiansyah & Arianto.
Kepala Pelaksana BPBD Balangan H Rahmi melalui Staf BPBD Balangan, Rudiansyah mengatakan, kegiatan ini dilakukan karena kebakaran hutan dan lahan (karhutla) merupakan hal yang harus dicegah, pada umumnya karhutla terjadi saat musim kemarau sehingga tanaman menjadi sangat kering dan mudah terbakar.
"Saat terjadi kebakaran hutan dan lahan, kesiapan dan kesigapan menjadi hal yang utama. Penanganan pertama perlu dilakukan sejak titik api muncul agar tidak membesar dan menyebar. Kesiapan dan kesigapan ini tentunya membutuhkan sinergi dari pihak terkait," ujarnya.
Sebelum terjadi karhutla lanjutnya, berbagai langkah dapat dilakukan untuk melakukan pencegahan. Diperlukan koordinasi yang dibangun terutama dengan masyarakat sekitar, karena masyarakat sekitarlah yang paling dekat dengan lokasi dan dapat bertindak dengan segera.
"Masyarakat Peduli Api dibentuk agar dapat melakukan pencegahan dan antisipasi dini. MPA adalah kumpulan sukarelawan yang terbentuk dari masyarakat sekitar, kesadaran akan pentingnya pengetahuan mengenai cara mencegah dan penanganan jika terdapat titik api menjadi alasan dibentuknya MPA di Desa Lajar Kecamatan Lampihong," jelasnya.
Ia berharap dengan didukung oleh pihak-pihak terkait seperti Camat Lampihong, Kapolsek Lampihong, Koramil Lampihong setempat dan Pemerintah Desa Lajar Kecamatan Lampihong itu sendiri.
Kegiatan diikuti sebanyak 30 orang peserta yang terdiri dari 15 orang MPA masyarakat Desa Lajar, 1 orang Babinsa, 6 orang personil Polsek Lampihong, 5 orang Anggota TRC Kecamatan Lampihong & 3 orang dari Kantor Camat Lampihong.
Kegiatan ini diisi dengan penyampaian materi dan simulasi penanganan kebakaran hutan dan lahan maka penanganannya adalah dengan cara pemadaman langsung lahan yang terbakar.
"Kami berharap dengan pelatihan ini para pihak dapat bekerjasama, sehingga dapat mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan di wilayah Desa Lajar dan Kecamatan Lampihong," pungkasnya.
Sumber: Rilis BPBD Balangan untuk Info Publik News
Penulis: El
Uploder: Tim