Notification

×

Iklan

Iklan

Wujudkan Profil Pelajar Pancasila dengan 12 Buku Antologi di Gelar SMPIT Ihsanul Amal

Wednesday, March 30, 2022 | 30 March WIB Last Updated 2022-04-03T03:23:45Z

 

Kegiatan bedah buku di SMPIT Ihsanul Amal Alabio.


AMUNTAI-IPN- Menyoal literasi baca tulis, SMPIT Ihsanul Amal selalu  terdepan dalam mengembangkan salah satu budaya positif sekolah ini. Apa buktinya? Rabu kemarin tanggal  30 Maret 2022 bertempat di Masjid  As Suni diselenggarakan launching “Kelas Menulis” dan Workshop Quantum Writing.

Proyek akhir tahun ajaran di semester genap ini akan memiliki 12 karya buku antologi sesuai dengan jumlah 12 kelas yang ada. Baik 41 guru dan 240 murid sama-sama berlomba menetaskan tulisan yang nanti bisa dinikmati saat tahun ajaran baru akan dimulai.

Dua profil pelajar Pancasila yang diambil sebagai latar belakang lahirnya program literasi baca tulis ini adalah kemampuan bernalar kritis dan kreatif. Profil Pelajar Pancasila dengan dimensi bernalar kritis ini menghendaki setiap pelajar Indonesia mampu bernalar secara kritis dengan mempertimbangkan berbagai aspek berdasarkan data dan fakta yang mendukung, sehingga dapat membuat keputusan yang tepat dan berkontribusi memecahkan masalah dalam kehidupan, serta terbuka dengan penemuan baru. Agar mencapai kompetensi bernalar kritis, pelajar Indonesia perlu memperoleh dan memproses informasi serta gagasan dengan baik, lalu menganalisa dan mengevaluasinya, kemudian merefleksikan pemikiran dan proses berpikirnya.

Sedangkan profil pelajar pancasila berdimensi kreatif mengharapkan setiap pelajar Indonesia mampu memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yang orisinal, bermakna, bermanfaat, dan berdampak, dalam bentuk gagasan, tindakan, dan karya nyata secara proaktif dan independen untuk menemukan cara-cara lain dan berbeda untuk bisa berinovasi.




Pelajar Indonesia yang kreatif adalah pelajar yang bisa menghasilkan gagasan, karya dan tindakan yang orisinil, memiliki keluwesan berpikir dalam mencari alternatif solusi permasalahan

Dengan keyakinan mampu melahirkan para murid yang cerdas duniawidan ukhrawi, Ustaz Faridi sebagai kepala sekolah SMPIT Ihsanul Amal dalam sambutannya memaparkan berbagai wejangan tentang urgensi menulis. Acara pun  berlanjut dengan materi Motivasi Menulis oleh Usataz Akhmad Muzakir, penulis 17 buku antologi sekaligus kepala sekolah SDIT Ihsanul Amal. Dengan membawa 15 buku antologi yang telah terbit, Ustaz Zakir berhasil membius peserta untuk mengobarkan semangat berlatih menulis di bulan Ramadan ini. 

Memasuki materi kedua oleh Ustazah Rahmah selaku kepala perpustakaan Yayasan Ihsanul Amal, beliau mengajak peserta untuk melakukan ice breaking. Permainan “Ayo Tatap Aku “ ini mengajak para peserta untuk mencari pasangan dan memperhatikan bagian-bagian wajah dari pasangannya. Permainan ini mengajak peserta untuk belajar mengamati sesuatu dari orang yang terdekat. Karena keterampilan mengobservasi adalah salah satu soft skills yang harus dimiliki penulis. 

Kejelian dalam mengamati hal sekitar inilah yang bisa dijadikan acuan saat mulai mengayunkan pena untuk menulis sebuah kisah. Kisah nyata berbalut alur cerita inilah yang dijelaskan pemateri kedua dengan gamblang. Mengapa harus faksi dan bukannya fiksi atau nonfiksi? Tulisan faksi dipilih karena genre tulisan ini memang sedang banyak diminati. Menuliskan pengalaman nyata dibumbui penyedap alur cerita seperti fiksi. Apalagi diantara murid dan guru  pun memiliki selera yang tidak sama sehingga perpaduan fiksi dan nonfiksi ini akan mengakomodir kemampuan menulis diantara kedua genre tersebut.

Acara tanya jawab pun berlangsung cukup meriah karena pelatihan yang diikuti murid dan guru ini merupakan rangkaian acara penyegaran setelah dilakukannya Market Day dan Outbond beberapa waktu yang lalu. Sebelum ditutupoleh Ustazah Fatimah sebagai pembawa acara, Ustazah Helda selaku Koordinator Kurikulum pun menyerahkan buah tangan kepada kedua pemateri. 


Sumber: SMPIT Ihsanul Amal Alabio

Uploder: Tim



×
Berita Terbaru Update