Notification

×

Iklan

Iklan

PPDB Perjuangan Sekolah Favorit Vs Sekolah Kurang Murid

Monday, June 28, 2021 | 28 June WIB Last Updated 2021-06-28T00:08:14Z

 


Oleh H. Ahdiat Gazali R ahman

Kepala Sekolah SMAN 1 Amuntai 



Setiap akhir bulan Juni, ditandai dengan akhir tahun pelajaran, maka sekolah sebagai Lembaga Pendidikan memprogramkan kembali kembali Proses PPDB ( Penerimaan Peserta Didik Baru) untuk dibina  di lembaga Pendidikan baru sesuai dengan jenjangnya.


Anak yang baru sekolah akan masuk TK,anak yang lulus Tk, akan mencari SD atau yang sederajat  anak lulus SD akan mencari SMP atau sederajat, lulus SMP atau sederajat akan mencari sekolah jenjang SLTA (SMA,SMK, MA) . PPDB adalah upaya sekolah mendapatkan murid untuk dibina, agar menjadi mahluk yang dapat diandalkan sesuai jenjangnya.


Dan visi misi yang diemban suatu  Lembaga Pendidikan. Dalam rangka menarik calon peserta didik baru masing-masing Lembaga Pendidikan menempuh jalan sendiri- sendiri ada yang seusia koridor yang benar sesuai dengan ketentuan yang telah ditentukan Pemerintah, baik dari pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi hingga Pemerintah Daerah kebupaten, ada yang melakukan suatu hal agak sedikit melenceng dari aturan, bahkan sedikit berbenturan dengan aturan seperti jadwal mulai penerimaannya, daya tampung bagi sekolah Favorit seolah daya tampung tak terbatas dibanding dengan ruang kelas belajar yang terbatas.


Disisi lain ada Lembaga Pendidikan yang setiap tahun terus mengalami penerunan jumlah siswa, hal ini disebabkan oleh sejarah sekolah, lokasi sekolah karena kebijakan pemerintah yang lalu, atau karena faktor lain yang tak mungkin bisa diatasi oleh sekolah itu sendiri, misalnya letak sekolah, mutu guru, jumlah penduduk, selera masyarakat/keinginan masyarakat dalam memilih Lembaga Pendidikan.


Harapan Pemerintah


Pemerintah telah berupaya semaksmal mungkin, agar semua semua sekolah mendapatkan murid yang cukup, dengan mengatur penerimaan sebagaimana tertuang dalam PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2021 TENTANG PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU PADA TAMAN KANAK-KANAK, SEKOLAH DASAR, SEKOLAH MENENGAH PERTAMA, SEKOLAH MENENGAH ATAS, DAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN, dalam Pasal 12,.Aayat  (1) PPDB untuk SD, SMP, dan SMA dilaksanakan melalui jalur pendaftaran PPDB. Sebagaimana tertuang dalam ayat  (2) Jalur pendaftaran PPDB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. zonasi; b. afirmasi; c. perpindahan tugas orang tua/wali; dan/atau d. prestasi. Keempat  jalur diberikan kepada masing-masing sekolah, agar setiap sekolah mampu menggapai jumlah siswa sesuai yang diinginkan, dan disisi lain pemerintah sangat mengharap jangan sampai ada dan ditemukan anak tidak melanjutkan pendidikannya (putus sekolah) sebelum melaksanakan wajar 12 tahun. 

Persoalan muncul karena Semua orang tua ingin anak anaknya bersekolah di  sekolah terbaik. Sayangnya, pemerintah belum mampu menyediakan kebutuhan  tersebut, hanya sebagian kecil sekolah yang menjadi Favorit bagi masyarakat, mungkin karena sekolah tua, banyak menghasilkan lulusan yang mempuni, banyak lulusan yang jadi pengusaha. Atau memang karena Visi dan misi sekolah sesuai dengan kondisi dan keinginan masyarakat.


Sekolah Favorit. 


Sekolah favorit atau sekolah unggul merupakan sekolah yang didambakan bagi siswa dan orang tua siswa, pandangan masyarakat anaknya dapat sekolah di sekolahan favorit memberikan prestis dan kebanggaan tersendiri, untuk itu orang tua akan berupaya menyekolahkan anaknya ke sekolah favorit. Sekolahan favorit dapat dilihat dengan salah satu indikatornya yakni Sekolah yang banyak diminati dan sering dijadikan pilihan pertama. Sekolah yang memiliki prestasi di bidang akademik maupun non akademik banyaknya kejuaran yang diikuti, tentunya konsekwensinya dengan aturan dan tata tertib yang dibuat sesuai dengan budaya sekolahnya. Berdasarkan kriteria di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian dari sekolah favorit adalah sekolah yang memiliki peminat banyak dan sekolah tersebut dijadikan pilihan pertama dan sekolah tersebut mampu mengedepankan output yang berkualitas dan berprestasi. Karena banyak peminat sekolah Favorit sudah barang tentu dukungan apakah materi atau dukungan lain, oleh orang tua siswa yang punya kemampuan, maka sudah selayaknya sekolah Favorit harus memberikan Batasan yang jelas tentang berapa jumlah siswa yang bisa diterima disekolah tersebut dengan memperhatikan ketersedian jumlah sekolah dan siswa pada sekolah umpan ( jika sekolah favoarit itu jenjang menengah atas diknas dan mereka yang terkait dalam penyusunan sebuah aturan harus jeli melihat jumlah lulus Sekolah SMP dan sederajat dilingkungan sekolah itu agar sekolah lain yang dianggap belum favorit tetap kebagian murid. Mungkin dengan meningikan persyaratan yang diperlukan ketika memasuki kesekolah tersebut. Sekolah Favorit berjuang membatasi jumlah siswa yang akan masuk disekolahnya,  bagaiman berusaha siswa yang masuk kesekolah hanya sesuai dengan daya tampung yang tersedia , berjuang untuk tidak memaksakan nafsu untuk menerima sebanyak mungkin siswa sehingga sekolah lain tidak kebagian murid. Perjuang berbagi dengan sekolah lain, sehingga malahirkan apa selalu dikatakan oleh tokoh kita ringan sama dijeinjting berat sama dipikul, 

Masyarakat dan umum sudah terlanjur menilai  tidak semua sekolah dapat dikatakan menjadi sekolah favorit, karena berbagai macam kendala, seperti letak sekolah, peran orang tua siswa, managamen yang dikembangkan oleh pimpinan sekolah, perhatian dan keseriuasan para guru dan tetanga kependidikan di suatu sekolah, kemampuan keuangan sekolah dan keterbatasan lain, berakibat belum mampu memberikan pelayanan maksimal pada peserta didik,  pelayanan pada peserta didik terasa kurang, lahir lah istilah “sekolah biasa”, sekolah tidak favorit , yang dalam PPDB selalu terjadi kekurangan murid.


Sekolah Kekurangan Murid.

Sebagian sekolah ini berstatus kurang murid karena berada di pinggiran kota, jika berada dikota sekolah gagal bersaing dengan sekolah lain disekitarnya, kurang prestasi, kurang perhatian, atau korban kebiajakan pemerintahan sebelumnya yang menanpatkan beberapa sekolah berada dalam satu zona yang sama dalam satu kota sehigga kesulitan penerapan system zona,karena terbatas sekolah umpannya, sangat sedikit jika dibandingkan dengan sekolahnya, sekolah yang kurang murid akan selalu berjuang bagaimana daya tampung yang disediakan oleh sekolah terisi semua , taka da kelas yang kosong karena kurang siswanya, dalam PPDB biasa sekolah sperti ini akam memberikan hal tertantu yang lebih berani dibandngkan sekolah Favorit, mulai dari bebas uang bangku jika dulu, hingga memberikan baju dan sepatu, dan kemudahan lain agar siswa dapat tertarik untuk masuk menjadi siswanya.

Jika dalam satu wilayah terdapat sekolah Favorit dan sekolah kurang murid, mereka harus mau berjuang bersama-sama, sekolah Favorit berjuang bagaimana menyakinkan masyarakat dan warga sekolahnya bahwa murid yang mereka terima hanya sesuai kepasitas yang ada sesuai ketentuan yang ditentukan oleh Dinasnya, tidak melebihi, dengan upaya menambah ruang kelas baru, dan dengan ikhlas hati menyerahkan menyarankan dan mengupayakan agar siswa yang tidak dapat diterima/tidak tertampung disekolah ya bersedia masuk menjadi siswa  disekolah yang kurang murid, sekolah yang kurang murid harus berjuang untuk  menjadi sekolah yang di cintai oleh masyarakat sekitarnya, berjuang untuk menarik minat orang tua dan siswa agar ber sedia manjadi siswa binaannya, setiap saat selalu bertikad dan berjuang untuk menjadi lebih baik, semua element yang ada disekolah kurang murid, harus menyadari bahwa tindakan mereka akan berdampak positif dan negatif terhadap perkembangan peserta didik, dari itu semua harus berjuang agar hal-hal yang negatif yang dapat mendatangkan kurang simpatik apalagi antipati oleh masyarakat dan calon siswa selayaknya wajib dihilangkan.


Perilaku positif yang mendatangkan simpatik oleh masyarakat harus selalu dilaksanakan, agar terjalin hubungan yang baik antara sekolah dan masyarakat, karena kesamaan pandangan dalam sebuah tindakan.

Harapan 

Semoga pada PPDB tahun 2021 ini tak ditemukan lagi sekolah yang berjubel menerima  siswa barunya, masuk dengan berbagai cara agar bisa menempuh Pendidikan disekolah yang di anggap favorit pada zamanya.

Sehingga negara daerah harus terpaksa segera membuatkan ruang kelas barunya, dan disekolah lain terdapat ruang kelas kosong melompong karena tak kebagian siswa barunya, berakibat kurangnya pendapat yang diperolehnya karena selama ini.

Pendapatan selalu dihitung sesuai dengan siswanya, jika itu yang terjadi masalah akan melebar hingga  pada para pengajar yang akan nganggur, karena sedikit jam pelajaran, berimbas pada berkurangnya pendapatan gurunya.

Terjalinnya hubungan yang erat antara sekolah Favorit dan sekolah kurang murid, sehingga mereka dapat saling membantu dalam mengatasi jumlah siswa yang akan menjadi peserta didik disekolah mereka, lahirnya  “rasa senasib dan sepenanggungan” akur haja klo praktisi pendidikan tinggal di Amuntai.


Uploder: Tim Info Publik News


×
Berita Terbaru Update