Notification

×

Iklan

Iklan

Belajar Dari Corona !!!

Monday, September 21, 2020 | 21 September WIB Last Updated 2020-09-21T09:35:25Z



Oleh H. Ahdiat Gazali Rahman

Kepala SMAN 1 Amuntai dan Pengamat Sosial

Tinggal Di Amuntai



Sejak munculnya Corona yang dimulai dari Negara tirai mambu Cina, tepatnya di kota Wuhan hingga menjelar sekeluruh penjuru dunia, virus corona datang tampa diundang, tak pernah memilih Negara yang dituju apakah negara maju, moderen, sedang, berkembang, menjangkiti manusia yang tinggal dinegara yang agamis, Sekuler, aties, hingga komonis, mengorbankan mereka yang awam hingga pejabat Negara.


Dari yang berpendidikan tinggi hingga mereka yang tak lulus SD (Sekolah Dasar), menjelajah Negara kaya, Negara miskin, Negara dengan politik yang mapan atau Negara yang politiknya ambrodadul. Negara yang sok bersih penetaan kotanya, hingga Negara yang diangap kotor dalam penataaan kotanya.


Semua Negara tersebut berpacu untuk mencari cara bagaimana bisa mengatasi penyebaran virus corona, mencoba dengan berbagai teori, melibatkan berbagai Ahli dunia, agar virus ini bisa hanggang dari negerinya masing-masing. Apa yang terjadi… ?.


Memang ada sedikit Negara  yang berhasil menangani termasuk di wuhan sendiri, namun sampai tulisan ini buat, dikirim masih banyak Negara yang belum mampu mengatasi, termasuk Negara kita tercinta Indonesia.


Pelajaran Bagi Ummat Manusia.


Ummat manusia selama ini selalu membanggakan kehidupan dunia, terlebih bagi mereka yang telah menguasi teknologi, seolah dunia mereka yang mengatur, alam mereka yang menentukan, jarak yang jauh seolah dekat, karena hasil teknologi, yang tersembunyi bisa Nampak, yang sukar menjadi mudah, yang rumit, susah, menjadi enteng dan mudah, mereka seolah mengatur dunia, banyak diantara mereka yang lupa pada “Pencipta Alam” ini yang dengan mudah menentukan perjalanan dunia ini, dunia ini sebanarnya berada dalam genggaman Allah SWT.


Yang berlaku sekarang adalah kehendaknya, untuk membuktikan itu diawali dari wuhan, tak ada orang terhormat, cendekia dunia yang mampu melawan kodrat Nya, semoga dengan Virus Corona ini mengambalikan hakikat hidup manusia, sebagai buah hasil ciptaan yang kuasa, menyadarkan manusia yang sangat lemah dihadapan Ilahi rabby. Menyadarkan manusia bahwa dunia ini ada yang mengatur yakni pemilik alama semesta yaitu Allah SWT.


Pelajaran bagi Tokoh Dunia.


Bagi tokoh dunia yang selama bangga dengan berbagai teori yang selalu mampu menjadikan sebuah Negara maju, mundur, modern, terkebalakang, menjadikan Negara stabil aman, sejahtera dan mamkur, menurut mereka, teori mereka seolah paham baru yang kadang ingin mengeliminer agama, demi sebuah konsep untuk menjadi Negara maju, modern, aman dan sejahtera, dengan terori para Ahli dunia yang telah banyak mempengaruhi pikiran tokoh politik dunia, hingga mencoba mengambil, menerapkan, menyisipkan, dalam konsep mengatur negaranya, melupakan hakekatnya sebenarnya bahwa bagaimanapun baik sebuah teori jika teori itu bertentangan kehendak Allah SWT, teori akan gagal. Memang hal ini sering terjadi, namun mereka selalu mencoba dan mencoba dengan pengetahuannya, kegagalan kadang menyadarkan para tokoh pada Sang Khalik  Yang Menciptakan Alam ini, banyak juga tokoh achirnya kembali kejalan yang benar dengan mengakui Adanya Pencipta, dengan membuat teori sesuai dengan Kodratnya Ilahi Rabby. 


Tapi Banyak juga Tokoh dunia yang sombong, angkuh, sok kuasa,  seolah melupan sang Pencita Alam ini, dengan berbagai konsep,yang benar menurut mereka, mereka  tak pernah berpikir apakah tindakan mereka itu bertentangan dengan Kehandak Alllah, bahkan berlawanan dengan yang telah ditentukan oleh Allah SWT.(Sunnatullah), Namun karena kesombongan mereka berbuat sesukanya. Dengan virus corona ini semoga menginsperasi mereka bahwa ternyta konsep, terori dan tindakan mereka selama ini,  tak banyak menfaat, jika itu bertentangan dengan kehendak Pencipta Alam ini, yakni Kehandak Allah SWT, mencipta tunggal dunia ini.


Bagi Bangsa Indonesia.


Negara kita yang  usianya memelihi  75 tahun ini, setelah datangnya corona seolah menjadi luluh lentak, negeri yang semula dijuluki “syurqanya dunia” kerena subur alamnya, indah laut, gunung dan lingkungan, menjadi maknet tersendiri bagi mereka yang ingin menikmati untuk tinggal menetap dinegeri ini, namun kini seolah menjadi kota mati dimana mana mareka dihantui adanya rasa kurang aman dari penyebaran virus corona.


Virus ini memyebar memang tak pernah melihat warna kulit, kedudukan seseorang dalam masyarakat, agama yang dianut, status dalam keluarga, penggkat, jabatan, pendidikan, semua mereka dapat terjangkit virus ini.semua daerah, semua wilayah, semua sector, berpikir bertindak bagaimana agar virus ini jangan menyebar keseluruh penjuru negeri.


Sama dengan Negara lain yang mencoba menerapkan sebuah kebijakan lewat sebuah himbau an, edaran, keputusan, hingga memberikan sangsi pada mereka yang melanggar, yang dapat dianggap akan mempermudah menyebarkan virus corona ini pada orang lain, sebuah perasaan untuk melindungi bangsa ini dari terjangkitnya virus ini pada orang lain, yang seharusnya dilindungi.


Usaha tersebut sebuah tindakan yang sangat mulia, tugas kemanusia yang diperlukan agar virus ini jangan menyebar luas keseluruh wilayah negari ini dan mengorbankan banyak anak negari.


Para tokoh politik, pejabat Negara sibuk berpikir bagaimana agar virus corona ini jangan menyebar keseluruh anak negari, dengan berbagai kebijakan yang dianggap cocok dengan bangsa ini, sebab jika kita mencontoh beberapa Negara dunia yang melakukan “ Lock down”.



Tentu ini sebuah kesulitan bagi banyak warganegara kita, terutama warga miskin dan kehidupan mereka tergantung pada usaha diluar rumah, dengan memaksa warga Negara untuk tidak keluar rumah akan menyebabkan mereka harus  diberikan bekal kehidupan  yang layak, agar mampu untuk bertahan menghidupi dirinya dan keluarganya dirumah.


Apalagi jika merujuk pada kehendak pendiri bangsa ini yang termaktup dalam UUD 1945 sebagaimana bunyi :   Pasal 27 ayat (2) Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. jika dilakukan “ Lock down” maka Negara harus mampu melaksanakan pasal tersebut maka sangat masuk akal jika Negara dan daerah hanya mengambil kebijakan pembatasan sosial berskala besar ( PSBB). Salah satu bentuk pengetatan pengawasan warga yang akan dilakukan dengan pembutan beberaoa posko di beberapa sudut kota.


"yang akan mengatur para warganagara masyarakat yang berada diluar rumah, agar tidak sebebas mungkin melakukan kegiatan, yang mungkin dapat menyebabkan berkembangnya dan berjangkitkan virus corona pada warga masyarakat lainya,  Yang tentu dalam pelaksanaannya memerlukan kesabaran dari petugas.


Keihlasan, keterpaksaan bagi warga masyarakat, untuk memenuhi keputusan itu, ketika mereka taat pada aturan, kehidupan mereka akan terganggu, mereka tak mampu memenuhi kebutuhan primer mereka, melanggar aturan akan kena sangsi, atau bahkan terserang virus corona, berbuah kematian, hal ini bak buah simala kama seperti diutara seorang ibu yang berjualan baju yang tertangkap petugas ketiga razia penegakan PSBB, siibu dengan surat penuh haru sambal mengatakan.


“jika tetap dirumah kami mati kelaparan, dipasar katanya jika tertulat virus juga, ibu memelih jualan. Walaupun ada virius corona mengancam, tapi keluarga terhindar dari kematian kerana kelaparan”. Semoga jadi renungan. (*)


×
Berita Terbaru Update