 |
| Azimy Nor Ilhami |
Tanjung - Pemberian gelar pahlawan kepada Soeharto, Presiden kedua Republik Indonesia menimbulkan berbagai polemik di Indonesia. Ada pihak yang mendukung dan adapula pihak aktivis 98 yang menolak penganugerahan gelar pahlawan kepada Soeharto dengan beralasan isu pelanggaran HAM yang terjadi pada masa dia menjabat sebagai Presiden Indonesia.
Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Kabupaten Tabalong (PC PMII Tabalong) menanggapi bahwa pihaknya masih perlu menganalisa terkait pemberian gelar tersebut apakah layak atau tidak Presiden Soeharto mendapatkan gelar tersebut.
"Kita perlu menganalisa, apakah Presiden Soeharto layak atau tidak menerima pemberian gelar tersebut. Sebab, ada banyak kontroversi yang terjadi terlebih lagi banyaknya pembungkaman media pada zaman itu." Ucap Azimy Nor Ilhami pada Sabtu, (22/11) di Sekretariat PMII Tabalong.
Dia memaparkan, sosok Soeharto sendiri merupakan sosok pemimpin kuat di Indonesia yang mampu memimpin Indonesia selama lebih dari 30 tahun.
"Pengaruhnya memang sangat besar, dan perannya dalam sejarah kemerdekaan pun memang ada. Tidak dipungkiri bahwa Soeharto layak mendapatkan gelar pahlawan, walaupun terbilang kontroversi. Semisal ada meme yang beredar jika Soeharto Pahlawan maka para pejuang reformasi adalah penjahatnya." ungkapnya.
Selain itu, dia berpendapat Presiden Prabowo Subianto bertindak adil dalam memberikan gelar Pahlawan seperti Ibu Marsinah yaitu seorang aktivis serikat buruh juga mendapatkan penyematan gelar Pahlawan pada 10 November 2025.
Azimy menegaskan, pahlawan adalah orang yang memiliki jasa dan sosok yang berperan penting dalam membangun dan memajukan negara, termasuk juga Presiden Soeharto.
"Gus Dur pernah berkata Soeharto sangat berjasa bagi Indonesia. Memang Soeharto perlu diadili, tapi jangan sampai melupakan 3 jasanya yang besar bagi negeri ini yaitu mengajak bangsa ini memperhitungkan segala sesuatu, mengajak membuat rencana, dan berorientasi pada rakyat kecil." pungkasnya. (**)
Penulis: Lis
Uploder: Tim
