Notification

×

Iklan

Iklan

Gelar Presiden

Monday, October 28, 2024 | 28 October WIB Last Updated 2024-10-28T08:36:18Z


Drs. H.Ahdiat Gzali Rahman.SH.MH.

Ketua Posko LKBH Unlam  Untuk Kab. HSU

Ketua KB PII dan Ketua Dewan Pendidikan Kab HSU


Jabatan Presiden adalah jabatan yang paling puncak dinegara kita tercinta ini, dan semua

makhluk yang tingal dinegari ini berangan, untuk menjadikan dirinya menjadi Presiden,

berusaha akrab, menjadi teman, satu keluarga, satu suku, satu kelompok, satu bagian, atau

paling tidak dikenal, atau mengenal Presidennya, karena begitu populernya Jabatan

Presiden dan memang harus dipopolirkan siapa punya jabatan itu, maka siswa sekolah mulai

dari sekolah Dasar, hingga Mahasiswa Perguruan Tinggi, diminta kenal dengan nama

Presiden, harus tahu wajahnya, dari itu setiap kantor Pemerintah, Kantor resmi masyarakat

harus menampakkan potonya, setiap kegiatan resmi, seperti sidang pengadilan, sosialiasi

UU,Peraturan, pelaksanakan lain yang dilakukan resmi dan dibiayai oleh dana Negara harus

menampakkan fotonya, itulah sosok Presiden tak gampang dilupakan orang, fotonya selalu

terpampang dalam kegiatan, ruang kantor, bahkan jadi ekon mata uang, nama jalan, nama

daerah dll. Bentuk penghormatan pada seorang yang bernasibbaik hingga dapat menjadi

Presiden.

Jabatan Presiden bukan diraih dengan pendidikan tinggi, keberanian berlaga, atau karena

transaksi, tapi lebih dari semua itu, banyak mereka yang ber “iQ “ tinggi, kuat secara Fisik,

punya kekayaan melimpah, belum tentu dapat menggabai jabatan tersebut. Begitu sulit

mendapatkan jabatan itu, sehingga Insan yang beruntung mendapat jabatan itu akan

mendapat kenangan sepanjang masa, mereka biasa diberikan gelar, baik gelar resmi yang

diberikan secara resmi oleh lembaga tetantu, baik tingkat nasional, maupun internasional,

namun ada juga gelar tak resmi yang diberikan warga negaranya, pengikutnya, musuhnya,

semisal “Prsiden Tangan Besi” karena sang Presiden senang menggunakan kekerasan,

sehingga dilukiskan bagaikan “besi”, Presiden Otoriter, karena tak mau tunduk dengan

aturan atau pendapat orang lain yang sesuai aturan, Presiden semau gue berbuat dalam

mengatur Negara, Presiden orang miskin karena Presidennya senang membantu orang

miskin, banyak lagi gelar yang diberikan oleh masyarakat secara umum pada Presiden. Gelar

itu bisa diberikan masyarakat pada waktu beliau menjabat, atau setelah beliau tidak

menjabat,

Di Indonesia yang telah dipimpin oleh beberapa putera/puteri terbaik bangsa yang dimulai

dari lepasnya kita dari belenggu penjajahan hasil sebuah revolusi, maka wajar jika Presiden

:

1. Soekarno diberi gelar Bapak Revolusi, karena jasa beliaulah yang menggerakan

Revolusi di Indonesia setelah lepas dari penjajahan, untuk selanjutnya

mempertahankan kemerdekaan hingga saat ini, beliau menyatukan seluruh warga

nusanatara yang terdiri dari berbagai kerajaan, suku, budaya ini untuk bersatu

membangun Negara kasatuan Indonesia, dengan jasa beliau kita pantas memberi

gelar Bapak Revolusi.


2. Soeharto diberi diberi gelar Bapak Pembangunan, karena setelah menerima

kekuasan dari Orde Lama (Orla) ke Orba (Orde Baru), beliau dipercaya menjadi

Presiden, dengn sasaran pembangunan yang selama zaman Orla belum terlalu

terlihat Nampak, pada era ini Indonesia benar –benar melakukan pembangunan

disegala bidang pada keseluruhan pelosok nusantara.



3. Habiby, Gusdur dan Mega, yang berkuasa tidak begitu lama namun sejarah dan

masyarakat mencatat memberikan gelar Presiden, Reformasi, karena diera

kepemimpinan beliau yang merupakan hasil Reformasi, melanjutkan dengan

berbagai reformasi (berubahan), merubahakan kehidupan perpolitikan,kita,

merubah sebagian Isi UUD 1945 yang dianggap sudah tak relevan dengan zaman,

meurubah segala bentuk yang dianggap jadi penghalang bangsa untuk mencapai

Negara hokum yang demokratis, yang dicita-citakan, sejak itu bermunculan partai

politik baru, tatanan kehidupan seolah diperbaharui, terakhir peran rakyat diberikan

seluasnya dalam ikut menentukan Negara khususnya dalam memilih wakil dan

pemimpin mereka, baik tingkat Daerah (memilih Kepala Daera), maupun tingkat

pusat (memilih Presiden).


4. SOSILO BAMBANG YODOYONO (SBY). Yang mendapat jabatan Presiden setalah masa

Reformasi yang menagrah kepada demokrasi sehingga wajar jika Bapak SBY, diberi

gelar “Presiden Demokrasi” di Indonesia karena di era kepemimpinan partai dan

kebebasan makin tumbuh, semua orang makin berani mengemukan pendapat, SBY

sangat menghargai semua pendapat walaupun berbeda beliau tidak pernah resih

apalagi marah, tidak pernah terdengar ada tokoh yang dincar untuk dijadikan tumbal

kekuasan beliau, dengan dituduh melakukan pelanggaran hukum dan dibawa

keranah hokum, tak organisasi yang dianak tirikan apalagi dibubarkan, beberapa kali

beliau didemo tapi beliau tetp biasa tanpa sedikit marah apalagi sampai

memanjarakan warganya.


5. JOKOWI, Presiden yang dikatakan sangat sedarhana, dari pihak swasta, bukan

meliter, bukan Aktifis partai politi handal namun berhasil mengapai pimpinan

tertinggi dinegari ini dengan merangkat dari pimpinan Daerah Solo, pimpinan

Jakarta, hingga memimpin Indonesia, gelar apakah yang pantas diberikan pada

beliau setelah beliau mengakhiri sebagai Presiden yakni Tanggal 20 Oktober 2024  yang lewat , , apakah Presiden “Wong Celik “ karena berasal dari partai

PDI yang dulu pernah mengklaim memperjuangkan rakyat kecil, apakah “Presiden

Kerja” karena selalu menyampaikan semboyan kerja dan kerja,tapi tentu bukan hanya untuk orang Indonesia , karena beliau siap menerima pekerja dari Negara lain, yang belum pernah dilakukan

oleh Presiden sebelumnya dinegari ini, apakah gelar “Presiden Terpercaya” karena

konon di era Presiden ini Negara lain berlomba untuk memberikan pinjaman pada

kita untuk membangun berbagai fasilitas Negara yang tentu demi warga Negara,

sehingga hutang Negara kita paling banyak di era Presiden ini, bila dibandingkan

dengan presiden terdahulu, apakah gelar “ Presiden Korban KPPS”’ karena dalam

pemilu pemelihan presiden kamarin banyak menimbulkan korban meninggalnya

KPPS. “Presiden Situng” karena diera Presiden Jokowi inilah pemilihan Presiden

menggunakan system disebut Situng, walaupun banyak mendapat kretikan bahkan

pengaduan ke “BAWASLU”. Presiden yang sangat peduli pada keluarga, karena di era inilah, menantu dan anak Presiden menjadi bupati walikota hingga wakil Presedin , walaupun beberapa ahli hokum mengatakan perbuatan itu sebuah pelanggaran terhadap hokum Negara dan sangat kental dengan bau melakukan KKN khususnya tentang pencalonan GIBRAN  menjadi wakil Presiden,  ( karena perubahan calon umur wakli Presiden itu sendiri diputuskan oleh orang yang masih ada hubungan keluarga, Atau gelar lain sesuai dengan perkembangan sejarah

yang akan ditorehkan beliau.


Gelar apapun yang diberikan tentu tak terlepas dari perjuangan dan hasil yang didapat dan

diarasakan oleh masyarakat pemberi gela, gelar yang diberikan oleh masyarakat biasa lebih

obyektif dibandingakan gelar yang diberikan oleh lembaga-lembaga tertantu yang belum

tentu obyektif. Mudahan pihan akur haja..


×
Berita Terbaru Update