Oleh H. Ahdiat Gazali Rahman
Ketua Dewan Pendidian Kabupaten HSU dan
Ketua POSKO BANTUAN HUKUM LKBH ULAM
UNTUK KABAUATEN HULU SUNGAI UTARA
Perilaku manusia yang tak mau tunduk dengan dalam sebuah aturan, yang berlaku, biasa disebut “semua Gue” dalam bahasa Banjar mungkin yang cocok, “Sekahandak hati” atau “sekahndaknya sendiri” tanpa melihat kepentngan orang lain, dalam kehidupan ini kita selau bersenggungan dangan masyarakat, biasa beralu hokum adat, ketika melakukan suatu tindakan biasa bersinggungan dengan hokum Negara, hingga hokum Agama, tindakan manusia yang baik, selalu berpikir bagaimana suatu tindakannya tidak melanggar hokum adat, hokum Negara apalagi hokum agama.
Orang yang bersikap “semau gue” biasanya bertindak sekendak hati, tidak peduli apakah tindakan itu melanggar hokum adat, hokum Negara, apalagi hukum agama, yang dia pikirkan dan menjadi tujuan utama dia atau kelompok, golongannya, mereka, selalu mendhulukan kepentingannya dan biasanya itu dilakukan demi memenuhi nafsu belaka, manusia seperti itu tak pernah memikirkan oran lain, bagi semua prillaku hanya keuntungan semata, tanpa melihat dan meemiikirkan keadaan orang lain.
Sikap “Semau Gue” dalam bahasa sehari dan popoler disebut punya sikap “egois” yang berujung pada merasa “sombong” Islam sangat melarang sikap seperti , hal ini jelas seperti FiirmanNya dam Surat lukman ayat {3} yang artinya “Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. “
Apalagi yang bertindak “semau gue” itu adalah para penguasa yang menguasai hajat orang banyak atau dalam para pemimpin maka sangat dibenci oleh Islam sebagaimana bunyi Hadist Rasulullah SAW yang diriwayatkan Nasa’I beliau bersabda, "Apakah kalian pernah mendengar bahwa akan ada setelahku para pemimpin, barang siapa yang menemui mereka dan membenarkan kedustaan mereka serta membantu kezaliman mereka maka ia bukan termasuk golonganku dan aku bukan darinya. Ia tidak akan menemui ku di telaga, serta tidak menemui mereka dan barang siapa yang tidak mempercayai kedustaan mereka dan tidak membantu kezhaliman mereka maka ia termasuk golonganku dan aku bagian darinya, ia akan menemuiku di telaga."
Dari itu alangkah baik kita sebagai ummat Nabi Muhammad unuk menghindar diri dari Orang yang egois cenderung melihat segala sesuatu dari kacamata kepentingan pribadinya, walaupun kadang berdalih untuk kepentingan bersama.
Orang egois memandang segala sesuatu bisa menjadi ancaman baginya sewaktu-waktu, sehingga kadang bertindak arogan dalam rangka menutupi ketakutan terhadap apa yang akan terjadi bertindk “semau gue” karena dalam diri terdpat sifat egois, karena sifat egoisme dapat memicu timbulnya perpecahan dalam sebuah kelompok atau komunitas, karena dengan sikap egoisme, sebagaimana penjelasan hadits di atas, akan terjadi banyak hal yang tidak sesuai dengan kepentingan yang lebih besar atau kepentingan bersama. Sehingga kemudian banyak yang mengingkarinya, walaupun tetap harus dijalani secara sebaik sekalipum dengan keterpaksaannya.
Semua kekuatan yang dianggap dapat merongrong kekuasaanya segera diberangus sedemikian rupa dengan berbagai cara. Tekanan dan intimidasi terus dilakukan dalam rangka melemahkan kekuatan yang dianggap berpotensi mengganngu stabilitas kepentingannya.
Bahkan seringkali tidak lagi peduli walaupun dengan menabrak hukum yang berlaku. Yang penting baginya apa yang sudah dicanangkan kelompoknya harus berjalan tanpa ada yang boleh menghalanginya. Tidak peduli dengan nasib banyak orang kedepannya, semakin baik ataukah semakin terpuruk, yang penting baginya saat sekarang saat ia berkuasa dapat bertindak sekehendak hatinya / “semau gue”
Orang yang egois cenderung melihat segala sesuatu dari kacamata kepentingan pribadinya, walaupun kadang berdalih untuk kepentingan bersama. Orang egois memandang segala sesuatu bisa menjadi ancaman baginya sewaktu-waktu, sehingga kadang bertindak arogan dalam rangka menutupi ketakutan terhadap apa yang akan terjadi